Saturday, April 12, 2008

Pemimpin yang Rabbani

"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya" (QS 3 : 79)


Allah Ta'ala dalam ayat di atas memerintahkan kepada kita untuk menjadi orang-orang yang Rabbani. Rabbani berasal dari kata Rabb (Allah Ta'ala), oleh karenanya orang yang Rabbani adalah orang yang selalu menisbatkan, mengorientasikan dirinya pada Allah Ta'ala. Imam al Biqa'i dalam tafsirnya Nazhmuddurar mengatakan "Rabbani adalah sebuah sikap yang menunjukkan kekokohan dalam memegang teguh agama Allah Ta'ala"

Dalam konteks kepemimpinan, Imam Abu Ja'far AtThabary-seorang mufassir besar- menafsirkan kata Rabbani dengan makna yang sangat dalam dan memiliki konteks yang sangat luas. Dalam kitabnya, Jami'ul Bayan fii Ta'wilil Qur'an, setelah beliau menyebutkan beberapa makna Rabbani yang beliau riwayatkan, beliau menyimpulkan bahwasanya makna Rabbani adalah : Yang memiliki ilmu dan fiqih (pemahaman), yang melek (paham) akan siyasah (politik), pengaturan orang lain, bertanggungjawab atas urusan rakyat, dan memberikan kemaslahatan dan perbaikan dunia dan akhirat bagi mereka.
           
Penjelasan Imam AtThabary di atas memberikan gambaran bahwasanya yang disebut Rabbani bukanlah semata-mata orang yang selalu beribadah pada Allah tanpa melihat lingkungannya, bukan pula orang yang selalu ber'uzlah (mengisolasi) diri tanpa memiliki kepedulian terhadap kondisi masyarakatnya, dan bukan pula semata-mata ulama yang 'alim dan faqih tanpa memiliki kontribusi sosial. Dan sebaliknya, dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin yang Rabbani, bukan cuma tangkas dalam urusan politik belaka, lihai dalam kekuasaan, cerdik dalam memimpin masyarakat. Tetapi juga memiliki ilmu dan pemahaman dalam urusan agama, serta komitmen yang kuat untuk membawa kemaslahatan bagi masyarakatnya baik dalam urusan dunia dan akhirat mereka.
          
Sesungguhnya kaum muslimin pada masa kini yang sedang diterjang berbagai krisis, membutuhkan sosok-sosok pemimpin yang memiliki karakter Rabbani. Dikarenakan permasalahan yang menimpa kaum muslimin bukanlah semata-mata permasalahan kesejahteraan semata, atau politik semata, tetapi juga permasalahan mental dan moral. Sehingga dibutuhkan para pemimpin yang mampu mengeluarkan mereka dari permasalahan yang begitu rumit itu.
       
Jika umat ini berhasil mengangkat dan memilih sosok-sosok Rabbani yang akan memimpin mereka, Insya Allah, masa-masa kejayaan dan keemasan umat Islam akan kembali lagi, sebagaimana tercatat dalam sejarah, ketika umat ini dipimpin oleh sosok Umar bin Khattab ataupun Umar bin Abdul Aziz, kesejahteraan sosial tercapai, masyarakatnya pun adalah masyarakat yang shalih.

Oleh karenanya, jika umat ini merindukan masa itu, ada sebuah tugas besar bagi umat, yaitu memulai pembentukan generasi Rabbani yang akan memimpin umat ini serta menjaga kesinambungan regenerasi itu secara terus menerus. Semoga.  

 

 

1 comment:

  1. mata sering kali tidak bisa menahan ekpresi hati ketika melihat dan merasakaan betapa runyam problematika umat ini.berhenti dan berpaling dari jalan yang benar sering kali menajdi pilihan sementara yang melenakan.bukan hanya masalah umat ini sengaja didisiapkan oleh pihak yang tidak akan pernah ridho islam dan umatnya berjaya dimuka bumi,yang lebih parah permasalahan itu muncul dan tumbuh subur dari tubuh umat ini.

    tidak akan lelah menanti lahirnya pemimin yang bisa membawa perubahan besar terhadap umat dan bangsa ini.karena upaya untuk islahul ummah saya yakin sedang kita jalani dan upayakan.semoga kita senantiasa menjadi bagian dari mereka yang tidak pernah lelah dan selalu rela mengorbankan segala hal yang ada pada kita yang pada hakikatnya ia hanya miliki-Nya demi terealisasinya " islam sebagai rahmatan lilalamin "

    ReplyDelete