Thursday, May 15, 2008

Antara Kenaikan BBM dan Film ML

Bismillah...

Subhanallah, setelah sekian lama (satu bulan) tidak posting diblog ini,rasanya banyak sekali isi kepala yang ingin ditumpahkan... sekian lama berkutat dengan bahts (paper) dari kampus ternyata tidak menutup lintasan-lintasan gagasan yang terus bermunculan di benak saya..

'Alaa ayyati haal... dengan izin Allah saya ingin sedikit nulis, mudah2an bermanfaat..

                     
                Antara Kenaikan BBM dan Film ML

    Hari-hari ini ruang dengar dan ruang baca kita dipenuhi dengan pemberitaan yang membuat kepala kita pening. Rakyat Indonesia mendapatkan "hadiah" istimewa dalam menyambut peringatan 100 tahun kebangkitan nasional dan 10 tahun reformasi, di antara hadiah istimewa itu adalah; yang pertama, rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak dan yang kedua, launching film berjudul ML.
   
    Well, keduanya adalah "hadiah" yang bisa disebut "istimewa", kenapa istimewa? karena dengan mata kepala terbelalak di siang hari bolong (kata orang arab), kita dapat menemukan ironi yang "luar biasa" menyedihkan, momentum 100 tahun kebangkitan nasional dan 10 tahun reformasi ternyata rakyat Indonesia mendapatkan hadiah yang menyakitkan berupa pukulan dahsyat bagi fisik dan mental rakyat. Pukulan dahsyat fisik itu berupa kenaikan harga BBM yang berimbas pada kenaikan semua bahan pokok. dengan alasan menyelamatkan APBN dari imbas kenaikan harga minyak dunia, pemerintah rela membuat jutaan rakyat kelaparan karena tidak sanggup lagi mengkonsumsi makanan yang layak dan bergizi..itulah pukulan fisik.. sedangkan pukulan yang semakin menghancurkan mental rakyat adalah, selain semangat bangkit itu nyaris padam akibat perut lapar, rakyat kita terpukul oleh serangan produksi film-film porno yang semakin banyak dan vulgar. memang, serangan yang kedua ini tidak langsung "mematikan", tapi perlahan-lahan membunuh mentalitas bangsa ini menjadi bangsa yang cenderung pada "syahwat".

    Mungkin anda bertanya, apa hubungannya antara masalah kenaikan BBM dengan masalah pornografi? apalagi bagi kita yang aktivis mahasiswa, hari-hari ini adalah momentum dimana mahasiswa turun ke jalan, memenuhi jalanan depan istana dan kantor2 pemerintahan sambil berteriak-teriak menyerukan protes lantang terhadap pemerintah. Dan itulah yang menjadi isu dominan dikalangan mahasiswa sekarang. Pada saat yang sama, masalah pornografi yang semakin gila justru kurang mendapat perhatian, "isunya kurang seksi" katanya...apalagi mungkin bagi mahasiswa, lebih terlihat gagah jika berteriak "turunkan SBY-JK !"..

    Saya termasuk orang yang tidak setuju jika terjadi parsialisasi dalam melihat permasalahan bangsa..oleh karenanya saya mencoba berfikir untuk mencari benang merah antara kedua permasalahan pelik ini, akhirnya saya menyimpulkan beberapa hal :
   
    1. sebagaimana dipaparkan di atas, kedua masalah ini (kenaikan BBM & pornografi) adalah pukulan berat bagi bangsa ini dalam dua aspek penting kehidupan manusia. yang pertama adalah pukulan bagi fisik, karena masyarakat semakin sulit untuk memenuhi hajat utamanya yakni pangan. ini bisa berimbas pada gejolak yang lebih besar, konflik sosial dan merosotnya semangat bangsa untuk bangkit justru terjadi pada saat momentum 100 tahun kebangkitan nasional. sedangkan masalah yang kedua (pornografi), adalah merupakan pukulan berat bagi anak bangsa ini dalam aspek mental. ketika rakyat sedang dilanda masalah kebutuhan pokok yang berat, mereka justru semakin ditimpa masalah lain berupa penggerusan terhadap mentalitas dan moral mereka melalui serangan pornografi yang bertubi-tubi, sehingga lengkaplah sudah musibah bagi bangsa ini, fisik lemah, jiwa pun lemah..
   
    2. kedua permasalahan tersebut sesungguhnya berpangkal dari titik yang hampir sama, yaitu minimnya idealisme. Dalam konteks kenaikan BBM, sesungguhnya permasalahan bukanlah berpangkal dari naiknya harga minyak dunia karena itu sudah hal yang pasti akan terus terjadi, itu mungkin memang masalah, tetapi yang menjadi masalah besar adalah, ketika pemerintah kehilangan idealisme dan nilai yang harus diyakini dan diterapkan ketika menghadapi masalah global tersebut (kenaikan harga minyak dunia). Lalu, idealisme apa yang hilang? yang hilang adalah idealisme tentang tanggung jawab pemerintah untuk melindungi dan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya, yang hilang adalah idealisme tentang tidak bolehnya pemerintah terpengaruh pada intervensi asing, sehingga tidak boleh hanya dengan alasan pertumbuhan ekonomi harus meliberalisasi perekonomian negara. Dalam konteks permasalahan pornografi, orang-orang yang mengaku "pekerja seni" itu telah mengalami krisis idealisme, mereka tidak punya nilai kebenaran yang harus diyakini dan disispkan dalam karya seni mereka (kalau memang layak disebut karya seni), sehingga yang terjadi adalah pembunuhan akal dan nurani demi mengejar setinggi-tinggnya apa yang disebut dengan keuntungan. akhirnya sampailah mereka pada logika "persetan dengan nilai, yang penting untung! ini bisnis bung !".

    3. Jika kita mengamati dengan cermat dua permasalahan tersebut, kita dapat menemukan fakta yang membuat kita mengurut dada, yaitu ternyata sudah terjadi apa yang disebut dengan fenomena miskin kreativitas dan inovasi. masalah kenaikan BBM oleh pemerintah dirasionalisasi dengan alasan bahwa inilah pilihan terbaik, seakan tidak jalan lain.tetapi ketahuilah bahwa itu adalah bukti dari kegagalan pemerintah dalam menciptakan pilihan alternatif untuk mengatasi dampak global tersebut, pemerintah kehilangan kreativitas untuk menyejahterakan rakyatnya. saya sangat yakin 100%, pemerintah pasti tahu dengan kemungkinan-kemungkinan pasar ekonomi global yang akan berdampak pada perekonomian negara, lalu kenapa keputusan yang diambil adalah pilihan yang selalu saja tampak reaktif dan solusi instan?. sedangkan mengenai masalah pornografi, para "pekerja seni" itu benar-benar telah mengalami kemampatan ide dan inovasi, mereka miskin kreativitas, meskipun katanya para seniman itu adalah mereka yang kreatif. jika demikian, layakkah mereka disebut seniman? Syattaana maa bainal ism wal musamma (kata orang arab, sungguh jauh antara nama dan sang pemilik nama). Kalau mereka memang mengaku kreatif, maka ciptakanlah karya seni yang cerdas, mencerahkan dan inspiratif..

    Dari paparn di atas, maka dapat disimpulkan hal penting: kita sebagai anak bangsa :
  1. Tidak boleh parsial dalam melihat problem bangsa kita
  2. Kita harus tetap memegang teguh idealisme tentang kebenaran yang kita yakini
  3. Kita tidak boleh stagnan dalam ide dan gagasan, harus terus memanfaatkan segala potensi untuk menciptakan alternatif2 baru
Wallahu a'lam bishshawab...

No comments:

Post a Comment