Apa cita dan harapanmu?
Suatu kali Pemimpin Besar itu, duduk bersama para sahabatnya, lantas ia berkata; "Bercita-citalah kalian, dan beritahu aku"
Seorang berkata; "aku bercita-cita memiliki rumah dengan seisi emas, kemudian aku infakkan"
Seorang lain menimpali; "aku ingin rumah berisi permata kemudian ku sedekahkan"
Kumpulan orang terbaik itu berkata pada Sang Pemimpin; "sedangkan engkau, apa cita-citamu wahai Amirul Mukminin?"
Sang Pemimpin, -putra Al-Khattab, menjawab; "aku menginginkan sebuah rumah yang dipenuhi prajurit sekualitas Abu Ubaydah ibn Al-Jarrah"
Setiap jiwa memiliki cita, cita itulah yang yang menggambarkan kualitas jiwa pemiliknya.
Fragmen singkat tersebut adalah gambaran kualitas jiwa komunitas manusia terbaik. Kau lihat, tak kau temukan cita yang egois berorientasi pemenuhan kehendak syahwat sesaat. Justru yang kau dapati adalah cita dan harapan besar, berhias semangat pengorbanan.
Tentu saja, dalam komunitas terbaik ada perbedaan kualitas, terutama antara Pemimpin dan Yang Dipimpin, kau dapat lihat apa yang dicitakan oleh Sang Pemimpin; ia inginkan komunitas manusia terbaik lain, sekualitas Panglima Terbaiknya, Abu Ubaydah, Amiinu Hadzihil Ummah (Orang Kepercayaan Ummat ini).
Apakah keinginannya terwujud? Tentu saja, namun itu tak begitu penting, lebih penting adalah bagaimana cara Sang Pemimpin mewariskan cita dan harapan kepada sahabat, pengikut dan generasi kemudian, dan bagaimana ia mengajarkan bagaimana seharusnya cita dan harapan dibangun.
Merenung kisah ini, kau dapati benar adanya sabda Manusia Terbaik, shallAllahu 'alaihi wa Sallam; "manusia itu bak seratusan ekor unta, nyaris saja tak kau dapati seekor rahilah"
*rahilah: unta pemikul beban
Wallahu A'lam.
Riyadh, 050613
No comments:
Post a Comment