Rangkaian perasaan yang menjadi
pelembut setiap jiwa pemilik ruh dan nafas. Rangkaian perasaan yang
menghangatkan, menyirami, meng-energi, mendorong dan menumbuhkan.
Cinta, Jatuh Hati. Rasa yang tak
pernah bisa di-logika-kan; kenapa. Rasa
yang tak pernah bisa di buat pertanyaan; satu tambah satu sama dengan dua. Rasa
yang mencerminkan ria, gembira dan suka.
Cinta, Jatuh Hati. Rasa yang
mungkin pula berakhir duka dan lara. Ia menyebabkan orang tertambat hatinya,
tertatih langkahnya, tertawan fikirannya.
Makan tak lagi sedap, minum tak menghilangkan dahaga
Cinta dan Jatuh Hati. Selalu ada
kosakata yang tak pernah punah untuk mengungkapkannya, atau bisa jadi esensinya
lebih besar tak tertampung oleh kata-kata, atau adakah lidah kita yang terlalu
kelu untuk membahasakannya?
Cinta dan Jatuh Hati. Ibn Al-Qayyim
–seorang ‘alim dan pujangga cinta- berusaha keras menerjemahkan satu rasa ini
dalam berbagai derivasinya, ia bertutur; Mahabbah (cinta) –boleh jadi- bermakna
shafa’ (jernih putih), atau mendidihnya hati tatkala menguat rasa pada objek
yang dicinta, atau terpautnya jiwa pada sesuatu yang disuka, atau inti dan
benih dari sesuatu yang menumbuhkan dan tak menampung selain objek yang tumbuh
di atasnya.
Manakah yang benar. Bagiku, boleh
jadi semuanya benar, ia menampung segala kemungkinan makna. Karenanya setiap
pecinta –menurutku- semestinya mengukur kesejatian rasa dengan segala
kemungkinan makna tersebut.
Bagaimana insan menyikapi cinta
dan jatuh hati?
Ada orang yang menerjemahkan cinta
sebagai ekspresi perut (baca: materi) dan
bawah perutnya. Ada orang yang mengalami “klik” dan “setrum” tersebab oleh
fisik dan rupa. Kemudian ia tergila-gila padanya, termotivasi untuk memilikinya
dengan segala cara, tak perlu akal sehat dan logika. Seketika keinginannya
terpuaskan, apakah cinta ini kan kekal dan nyata? Tak perlulah kau bertanya apa
jawabannya.
Ada pula orang yang mencinta
karena obsesi dan cita. Obsesi dan cita akan misi yang diyakini dan diimani
jiwanya. Tatkala ia tertawan oleh cinta, ia menjadikannya energi tak berbatas,
dorongan tak terputus, serta bahan bakar yang selalu terbarukan. Orang seperti
ini mencari pelabuhan rasa cintanya pada sosok atau sesuatu yang menampung
obsesi dan citanya, menjadikan standar ukuran klik dan setrum pada cita yang
diyakininya.
Adakah kemungkinan persenyawaan
antara setrum dan cita? Bukankah setrum itu tak pernah bisa di-logika? Jarang
pernah kita temukan jawaban memuaskan atas pertanyaan; kenapa kau jatuh hati
padanya? Jawaban yang paling muncul adalah; karena aku mencintainya, tanpa
alasan, tanpa sebab yang masuk akal bagi orang selain dia. Tatkala kau
menemukan orang mengemukakan alasan yang nampak masuk logika, sadarilah bisa
jadi dia mungkin hanya mencari legalitas akan rasa yang membuncah dalam dadanya.
Akhirnya, kutemukan konklusi yang
boleh jadi awal dan dangkal. Cinta yang kau tertawan olehnya, nyatanya adalah
ekspresi dalam alam realitas akan apa yang selama ini tertanam dan terbentuk
dalam jiwanya. Semakin tinggi kualitas jiwa, semakin tinggi pula kualitas
cintanya, kualitas objek yang dicintainya, serta kualitas cara mencintainya.
Sebaliknya, semakin kerdil jiwanya, semakin kerdil pula kualitas cintanya,
kualitas objek yang dicintainya, serta kualitas cara mencintainya. Karenanya,
setrum dan klik –sebagaimana orang awam sepertiku membahasakannya- menurutku,
adalah ekspresi jiwa spontan yang nampak dari apa yang sudah terbentuk dari
kualitas jiwa pemiliknya.
Karena kualitas cinta berbanding
lurus dengan kualitas jiwa. Tatkala kau ingin cintamu berkualitas, tingkatkan
kualitas jiwamu. Perluas kebesaran jiwa dan dadamu. Pertajam cita dan obsesimu,
buatlah abjadiyat nyata dari obsesi dan citamu, agar kau tahu bahwa cinta hakikatnya
adalah kata kerja –sebagaimana tutur para pujangga-.
Riyadh, 040313
Ijin share Ustadz....
ReplyDeleteManusia membutuhkan tenaga yang dapat menjadi penggerak utama dari dinamika hidupnya. Tidak ada yang lebih dasyat yang lebih memberikan suntikan kekuatan, yang bisa melebihi kekuatan cinta. Cinta dalam diri manuasia bekerja dengan mekanisme yang unik..:)
ReplyDeletemantap dek faris... sangat menggugah,, boleh sbg rekomendasi bahan bacaan terutama utk insan2 muda yg mungkin lagi galau berkepanjangan... sgt bermanfaat :)
ReplyDeleteSalam kenal kak Faris. Tulisan2nya bagus Kak.
ReplyDeleteAne ijin komen yaks
ReplyDeleteSangat bermanfaat tulisannya. Barakallah..
ReplyDeleteIzin share ya kak..
Terima kasih. :)